Selasa, 29 Maret 2011

Taman Laut Teluk Cenderawasih: Tak Cukup Seminggu!

detik_papua120102010ECphoto0103jpg-





PAPUA - Bagaimana rasanya mengelilingi taman nasional laut terluas di Indonesia? Bagaimana rasanya berada di titik terluar di Indonesia? Bagaimana rasanya berdekatan dengan hewan-hewan besar di dalam laut? Kunjungi Taman Laut Teluk Cendrawasih di utara Papua dan rasakan seluruhnya. Sekaligus.

Dengan luas 1.433.658m2, Taman Laut Teluk Cendrawasih adalah taman nasional laut terluas di Indonesia. Saking luasnya, taman laut yang dikapling-kapling jadi bagian wilayah 8 kabupaten di dua provinsi ini juga dibagi-bagi lagi jadi beberapa taman laut.

Taman Laut Kepulaua Padaido di selatan Biak. Taman Laut Kepulauan Ambai di selatan Yapen, Taman Laut Kepulauan Harleem di timur laut Nabire dan Taman Laut Teluk Cendrawasih sebagai daerah inti di utara Kabupaten Teluk Wondama.

Tahan napas. Taman laut ini memang sebegitu luasnya. Tak ada yang berani menjamin berapa lama kita bisa mengunjungi seluruh sudut taman laut ini. Apalagi jika digabung dengan daratan di sekitar garis pantai Tanah Besar (sebutan orang pulau untuk daratan Papua). "Orang Papua sendiri belum tentu ada yang pernah berkunjung ke setiap pulau dan pantai (di sekitar Teluk Cendrawasih)" ujar Bapak Erik Farwas, divemaster senior dari Apuse Dive Club.

Tapi jangan berkecil hati. Memang tidak semua sudut dan jengkal teluk ini perlu dan bahkan bisa dikunjungi. Untuk wisatawan tanpa banyak waktu seperti kita, cukuplah seminggu mencicipi beberapa atraksi di kawasan konservasi beberapa hewan laut yang terancam punah ini.

Mulailah dari kota Nabire, sebuah kota tenang yang sering disebut warganya sebagai pintu gerbang utara Papua. Dari kota ini kita bisa menyewa jonson (kapal kayu bermesin motor, lumayan cepat) atau speedboat. Di sekitar Pantai Maf, Nabire, bisa dijumpai beberapa pemilik kapal yang bisa disewakan. Salah satunya adalah Bapak Guntur Yamban, seorang putra Nabire asli yang sudah belasan tahun mengeksplorasi perairan Nabire hingga Yapen.

Dari kota ini, kita bisa menuju kepulauan di sekitarnya, seperti Kepulauan Harleem, Kepulaan Moor dan pulau-pulau di sekitar Tanjung Kwatisore. Seluruh kepulauan ini bisa dijelajahi dan diselami dalam waktu minimal tiga hari.

Jika ada waktu, pergilah ke Teluk Wondama, tepatnya zona inti Taman Laut Teluk Cendrawasih. Dulu kita bisa mencapai taman laut ini dari Kota Wasior, ibukota Kabupaten Teluk Wondama. Tapi, musibah banjir bandang awal Oktober 2010 lalu bikin penjelajahan harus dimulai dari Nabire atau Manokwari, dua kota terdekat dengan Teluk Wondama. Hati-hati, ketika kami mengelilingi area ini, banyak batang kayu mengotori laut. Konon, batang-batang kayu ini terhanyut akibat musibah banjir bandang di Wasior tadi. Sayangnya, karena musibah yang sama kami tidak bisa pergi ke taman laut ini.

Dari pulau Yapen, kunjungilah Taman Laut Kepulauan Ambai. Di sini, walau alam bawah lautnya begitu indah, jangan harap ada operator menyelam. Jadi siapkan alat menyelam dari Biak. Menurut Pak Erik, kegiatan menyelam di Kepulauan Ambai bisa digabung dengan Kepulauan Padaido di selatan Biak. Siapkan waktu tiga atau empat hari untuk mengunjungi Kepulauan Padaido dan Ambai.

Uniknya, tidak hanya bawah lautnya yang menarik. Ketika mendarat di Yapen, kita bisa menikmati perjalanan masuk ke hutan dan melihat langsung burung Cenderawasih di habitat aslinya. Kombinasi yang menyenangkan bukan?

Jadi, sudah siap mengelilingi Taman Laut Teluk Cenderawasih? Siapkan mental. Pergi berkelompok karena biaya sewa kapal tidak murah di daerah ini. Siapkan waktu yang cukup. Tergesa-gesa hanya akan bikin kita tak menikmati perjalanan ke teluk paling luas di Indonesia ini.

0 komentar:

Posting Komentar